< Back to 68k.news ID front page

Kemenkes Ungkap Perbedaan Gejala BDB bagi Alumni COVID-19 , Bunda Perlu Tahu

Original source (on modern site) | Article images: [1]

Jakarta -

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah melaporkan adanya kenaikan kasus DBD di Indonesia pada minggu-17 tahun 2024, Bunda. Tak tanggung-tanggung, jumlah kasusnya bahkan meningkat tiga kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu.

Hal ini lantas memicu banyak kekhawatiran. Apalagi, Kemenkes juga menyebut bahwa ada sedikit perbedaan gejala demam berdarah dengue (DBD) pada seseorang yang pernah mengidap COVID-19.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes Imran Pambudi menuturkan hal tersebut dipengaruhi oleh reaksi imunologi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang ada beberapa laporan yang menunjukkan ada perubahan gejala DBD setelah pandemi COVID-19. Hal ini memang terkait perubahan reaksi imunologi yang terjadi pada tubuh seseorang yang pernah terinfeksi COVID-19," katanya.

Lebih lanjut, Imran menuturkan gejala klasik DBD seperti bintik merah dan mimisan usai digigit nyamuk aedes aegypti tidak selalu muncul usai pandemi COVID-19. Umumnya, gejalan tersebut muncul pada hari ketiga dan berlangsung selama dua hingga tiga hari berikutnya.

Imran menambahkan, gejala baru DBD lainnya yang dapat muncul yakni demam yang tidak kunjung reda. Biasanya, kondisi tersebut 'hanya' terjadi dalam waktu empat sampai 10 hari setelah digigit nyamuk.

Ia menuturkan proses deteksi DBD di Indonesia pada saat ini sudah lebih maju. Salah satu alat yang digunakan adalah rapid antigen (NS1).

"Sehingga kita tidak menunggu gejala-gejala klasik itu muncul yang kadang malah membuat keterlambatan penanganan. Bila ada demam tinggi disertai nyeri-nyeri badan agar segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan untuk dicek menggunakan NS1," tandasnya.

Berdasarkan data terakhir kasus DBD sudah menyentuh angka 88.593 kasus pada tahun ini, Bunda. Sedangkan pada tahun lalu kasus DBD berada di angka 28.579. Angka kematian total hingga saat ini mencapai 621 jiwa, meningkat cukup jauh dibandingkan tahun 2023 dengan 209 kasus dalam periode yang sama.

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI. 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis! 

(AFN/fia)

< Back to 68k.news ID front page