KNKT Respons Bantahan CEO Rosalia soal Penugasan Sopir Buat Kecelakaan

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Soerjanto mengatakan KNKT mendalami secara komprehensif kecelakaan tersebut. Ia mengatakan memang yang kecelakaan adalah armada Rosin, tetapi ada potensi penyebabnya juga ada di perusahaan otobus (PO) lain.

KNKT menegaskan akan mengevaluasi semuanya secara komprehensif masalah kelelahan yang diduga menjadi penyebab kecelakaan Rosin.

"Kami juga akan bersama kakorlantas dan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat untuk mencari formula yang efektif untuk menyelesaikan semuanya. Bukan masalah satu PO saja, tapi semuanya," tegasnya.

"Apakah masalah ini ada di PO-PO lain? Nanti kita (temukan) di PO satu, mungkin PO lain juga (punya masalah serupa). Maka kita pengin secara holistik seperti apa solusinya," sambung Soerjanto.

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati juga mengutip keterangan Polri yang menyebut sopir Rosalia Indah dalam kecelakaan tersebut lelah. Itu juga disebut sebagai pengakuan langsung dari sang pengemudi.

Adita menyebut kecelakaan yang terjadi memang punya kemiripan. Apa yang terjadi dengan Rosalia Indah juga mirip dengan faktor kecelakaan lain, yaitu kesalahan manusia.

"Soal Rosalia memang kita investigasi. Sebenarnya, sampai saat ini kita lihat KIR-nya masih aktif masih hidup. Tapi tentu kita akan telusuri lagi, apa lagi yang masih belum terpenuhi, seperti perlengkapan di dalam, seatbelt," jelasnya.

"Nanti kita lihat hasil investigasi seperti apa. Itu (sanksi untuk Rosin) akan sangat tergantung dengan hasil investigasi, pelanggaran yang dilakukan seperti apa," sambung Adita.

Sebelumnya, Ketua Sub Komisi Lalu Lintas Angkutan Jalan KNKT Ahmad Wildan menemukan pola penugasan sopir bus yang berpotensi menyebabkan kelelahan. Ini dianggap sebagai salah satu penyebab kecelakaan tunggal di KM-370 A Tol Batang-Semarang pada Kamis (11/4) yang menewaskan tujuh orang.

KNKT menyoroti penugasan sopir Rosin, yakni pola penugasan dalam tiga bulan terakhir dan satu bulan terakhir sebelum kecelakaan, di mana diduga dapat menyebabkan kondisi microsleep yang meningkatkan risiko kecelakaan.

Akan tetapi, CEO Rosalia Indah Yustinus Soeroso tegas membantah temuan tersebut. Pria yang akrab disapa Roso itu menyebut temuan KNKT tidak sesuai dengan sistem kerja sopir Rosin di lapangan.

"Kok KNKT punya statement (sopir) kelelahan, dari mana? KNKT kan tidak tahu pasti bagaimana mekanisme kerja sopir di lapangan secara langsung," ucap Roso kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (13/4).

'Sultan Palur' itu menegaskan tidak ada yang salah dalam prosedur kerja Rosalia Indah. Pendiri sekaligus pemilik Rosin itu mengatakan penugasan sopir setiap armadanya sudah sesuai standar operasional prosedur (SOP).

Roso mencontohkan, setiap bus Rosin memiliki 3 orang petugas, yakni 2 orang sopir dan 1 orang kernet. Dengan begitu, ia menampik adanya kelelahan yang menjadi biang kerok kecelakaan armadanya.

"Tugasnya (sopir) bergantian, misal Solo-Jakarta jarak tempuh hanya butuh waktu 7 jam. Kalau dengan 2 sopir, tugasnya berarti hanya bekerja 3,5 jam (masing-masing sopir)," jelasnya

"Jadi, kecelakan Rosalia Indah murni karena human error, yang pasti itu. Karena Rosalia Indah sudah pernah mendapatkan penghargaan manajemen keselamatan terbaik oleh KNKT," tegas Roso.

Ia bahkan mengungkit penghargaan yang pernah diberikan KNKT kepada Rosin. Roso menyebut PO miliknya menjadi percontohan perusahaan lain terkait keselamatan penumpang.

(skt/kid)

[Gambas:Video CNN]