< Back to 68k.news ID front page

Membentuk Bibit Unggul Domba dan Kambing

Original source (on modern site) | Article images: [1] [2] [3] [4]

›

Humaniora›Membentuk Bibit Unggul Domba...

Peningkatan mutu genetik domba lokal dapat dilakukan melalui teknologi seleksi atau perkawinan silang.

KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Pengembangbiakan kambing bibit unggul untuk menghasilkan susu dan daging di Umbul Sidomukti di Desa Sidomukti Jimbaran, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (17/2/2024). Kawasan tersebut mulai dikembangkan sebagai area peternakan domba sekaligus wisata edukasi.

Domba salah satu mamalia ruminansia yang dapat dimanfaatkan daging ataupun bulunya. Hewan ternak ini juga bersifat prolifik, yakni dapat beranak lebih dari dua ekor sekali beranak. Hal ini sangat menguntungkan karena cepat berkembang biak dan jarang terjadi kegagalan kebuntingan.

Di Indonesia ada jenis domba lokal yang secara umum dapat dibedakan berdasarkan tipe ekor, yakni domba ekor tipis dan ekor gemuk. Domba ekor tipis banyak dikembangkan di daerah Jawa Barat yang dikenal dengan domba garut dan domba periangan. Sementara domba ekor gemuk berkembang di daerah Jawa Timur.

Domba garut bisa melahirkan lima ekor dalam sekali beranak. Namun, manajemen ternak domba kembar dengan jumlah yang banyak membutuhkan perhatian dari para peternak. Kurang optimalnya manajemen peternakan akan meningatkan kematian anak domba.

Kedisiplinan sangat dibutuhkan untuk mendapatkan tingkat keberhasilan inseminasi buatan.

Meski demikian, domba garut juga memiliki sejumlah keistimewaan, di antaranya umur pubertas dicapai lebih awal dan tahan terhadap serangan parasit internal. Domba jenis ini juga tidak memiliki sifat kawin musiman sehingga dapat beranak sepanjang tahun dan dapat bunting kembali dengan cepat sehingga berpotensi memperpendek jarak kelahiran.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang bersumber dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian mencatat, populasi domba yang tersebar di semua provinsi di Indonesia pada 2022 mencapai 14 juta ekor. Jumlah populasi domba ini turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 15,6 juta ekor pada 2021.

KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Ternak domba saat makan di dalam kandang di Umbul Sidomukti di Desa Sidomukti Jimbaran, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (17/2/2024).

Selain domba, populasi hewan ruminansia lain seperti kambing di Indonesia juga mengalami penurunan. Menurut data BPS, populasi kambing di Indonesia pada 2022 sebanyak 18,5 juta ekor. Adapun tahun 2021 populasi kambing mencapai 18,9 juta ekor.

Di sisi lain, permintaan terhadap domba dan kambing terus meningkat setiap tahun, baik di dalam maupun luar negeri seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Di Indonesia, ketersediaan hewan ini juga sangat penting untuk pelaksanaan ibadah akikah dan kurban.

Tingginya permintaan terhadap domba dan kambing ini bisa menjadi peluang pengembangan. Akan tetapi, agar bisa bersaing dengan pemasok dari negara lain, domba dan kambing dari Indonesia perlu memenuhi beberapa persyaratan yang diminta oleh negara importir, di antaranya sehat, bobot tubuh tertentu, dan umur muda.

Baca juga: Cegah Impor, Ekosistem Peternakan Domba dan Kambing Perlu Diperkuat

Domba dengan umur di atas 2,5 tahun kurang disukai konsumen di negara lain karena dagingnya alot dan lemaknya tinggi. Sementara itu, domba yang berumur satu tahun pertumbuhannya sudah optimum dengan kualitas daging yang prima. Ternak ini banyak dikehendaki konsumen karena daging yang empuk dan kadar lemak yang rendah.

Peneliti Pusat Riset Peternakan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ismeth Inounu, mengemukakan, untuk dapat memenuhi permintaan yang tinggi ini, diperlukan pengembangan domba dan kambing yang berkelanjutan.

KOMPAS/AGUS SUSANTO

Karsih memberi minum domba di areal ladang yang mengering di Desa Sirnajati, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Agustus 2023.

"Diperlukan program restocking indukan dan sekaligus upgrading (pengembangan) genetik domba lokal. Hal ini dapat dilakukan melalui dukungan teknologi pemuliaan ternak dan strategi pengembangan yang tepat," ujarnya dalam webinar bertajuk "Pemuliaan Ruminansia Kecil di Indonesia", Selasa (30/4/2024).

Peningkatan mutu genetik

Ismeth menjelaskan, peningkatan mutu genetik domba lokal dapat dilakukan melalui teknologi seleksi atau perkawinan silang. Setelah itu, tahap ini dilanjutkan dengan seleksi untuk membentuk bangsa komposit.

Persilangan di Indonesia ini banyak dilakukan dengan pejantan unggulan yang diimpor dari luar negeri. Namun, persilangan ini memiliki kendala karena harganya yang sangat mahal, yakni mencapai Rp 40 juta per ekor.

"Untuk mengatasi harga pejantan unggul yang mahal, bisa dilakukan perkawinan silang menggunakan teknologi inseminasi buatan. Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang telah menyiapkan sperma beku dari pejantan unggul yang dapat disebarkan ke seluruh Indonesia," tuturnya.

Berdasarkan laporan BIB Lembang, proses inseminasi buatan dilakukan dengan menggunakan insemination gun pada induk yang telah disinkronisasi birahi. Namun, hasil kebuntingan masih sangat rendah sehingga ke depan akan direncanakan kembali menggunakan teknik inseminasi buatan intrauterin dengan alat laparoskopi.

Beberapa hasil penelitian telah menunjukkan, inseminasi buatan dengan metode intrauterin memiliki tingkat kebuntingan yang lebih tinggi untuk domba dan kambing. Tingkat kebuntingan untuk domba bisa mencapai 78,90 persen dan kambing 64,70 persen. Sementara tingkat kebuntingan dengan metode intracervix tidak lebih dari 50 persen.

Menurut Ismeth, kedisiplinan sangat dibutuhkan untuk mendapatkan tingkat keberhasilan inseminasi buatan. Kedisiplinan ini terkait dengan jadwal yang sangat ketat yang meliputi pemilihan ternak betina, sinkronisasi, dan deteksi birahi, pelaksanaan puasa dari pakan dan air pada ternak betina, serta semen atau sperma kualitas prima.

"Pelaksanaan inseminasi buatan pada hari pertama perlu dilakukan pemeriksaan pada betina dan harus dalam kondisi yang baik. Perlu dilihat juga catatan reproduksinya apakah memiliki siklus birahi yang baik. Kemudian, catatan lainnya perlu diberikan pakan tambahan untuk meningkatkan kualitas sel telur pada betina terpilih," kata Ismeth.

Hasil inseminasi buatan

Ismeth menjelaskan, proses inseminasi buatan metode intrauterin yang telah dilakukan peneliti bertujuan untuk mendukung kegiatan pemuliaan pembentukan domba dan kambing komposit. Dari kegiatan yang telah dilakukan, dihasilkan domba komposit sumatera, domba bahtera (barbados), komposit garut, dan kambing galaksi (boerka).

"Untuk melakukan pembentukan domba komposit garut agrinak, kami mengimpor semen beku dari Perancis dan dikawinkan dengan betina dari Garut. Kemudian, semen beku dari Amerika dikawinkan juga dengan Garut hingga membetuk domba komposit garut agrinak. Dalam proses perkawinan ini perlu dipersiapkan catatan yang sangat baik," ucapnya.

Ismeth menyebut bahwa pertambahan bobot badan harian (PBBH) hasil persilangan masih jauh lebih tinggi dibandingkan dengan lokal meskipun sudah mendapat pakan tambahan dengan formula baru. Oleh karena itu, penelitian ke depan bisa diarahkan untuk persilangan antara ternak eksotik dengan ternak lokal yang didukung teknologi terkini.

"Peternak berharap hewan ternaknya bisa beranak kembar dengan kondisi badan yang besar. Kemudian, mereka juga menginginkan hewan ternak bisa memiliki produksi susu yang tinggi untuk memelihara anak kembar. Pada akhirnya semua ini menunjang produksi daging yang tinggi dan kualitasnya prima sehingga disukai konsumen," ungkapnya.

Baca juga: Merawat Keunggulan Sapi Pejantan Tangguh lewat Inseminasi Buatan

Kepala Pusat Riset Peternakan BRIN Tri Puji Priyatno menambahkan, teknologi pemuliaan sangat berkembang pesat, termasuk untuk hewan ternak ruminansia. Saat ini teknologi pemuliaan yang sedang tren ialah berbasis molekuler, terutama whole genome sequencing.

"Kita perlu melihat status riset pemuliaan hewan ruminansia ini dan menjadi baseline dalam menentukan langkah atau terobosan untuk menghasilkan ternak yang potensial sebagai komoditas unggulan di Indonesia ke depan," katanya.

< Back to 68k.news ID front page