< Back to 68k.news ID front page

Bediding: Istilah Jawa Saat Udara Terasa Dingin di Awal Musim Kemarau

Original source (on modern site) | Article images: [1]

Jogja -

Di tengah teriknya musim kemarau, pernahkah kamu merasakan sensasi dingin yang menusuk di malam atau pagi hari? Dalam bahasa Jawa, fenomena ini dikenal dengan istilah bediding.

Bediding merupakan fenomena alam yang terjadi di awal musim kemarau, di mana suhu udara terasa lebih dingin dibandingkan biasanya. Lantas, apa itu bediding? Simak penjelasannya di bawah ini!

Pengertian Bediding

Seperti dijelaskan di atas, istilah bediding berasal dari bahasa Jawa. Mengutip laman PPID Gunung Kidul, bediding digunakan untuk menggambarkan adanya perbedaan suhu mencolok yang sering terjadi di awal musim kemarau.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika bediding terjadi, rasanya di malam atau pagi hari akan terasa sangat dingin. Namun, di siang hari akan terasa sangat panas dan terik.

Penyebab Terjadinya Bediding

Fenomena bediding ini sering kali disalahartikan sebagai pertanda musim hujan. Namun, faktanya, bediding justru menandakan awal musim kemarau. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor.

Dilansir detikEdu, fenomena bediding terjadi karena wilayah Australia mengalami musim dingin bergerak menuju Indonesia (monsoon Australia). Selain itu, tutupan awan juga cenderung sedikit sehingga udara panas tidak dipantulkan kembali ke bumi.

Angin muson atau angin musim merupakan gerakan massa udara yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara daratan dan lautan. Sementara itu, di wilayah tropis, angin muson dipengaruhi perbedaan sinar matahari.

Perbedaan tekanan udara di suatu daerah dipengaruhi oleh posisi matahari relatif terhadap bumi. Posisi matahari ini dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu 23,5 derajat lintang utara (21 Juni), khatulistiwa (23 September), 23,5 derajat lintang selatan (22 Desember), dan khatulistiwa (21 Maret).

Angin muson memiliki dua jenis utama, yaitu angin muson barat dan angin muson timur. Perbedaan antara keduanya meliputi arah angin, waktu terjadinya, dan efek yang dihasilkan oleh masing-masing angin.

Selain angin muson, fenomena bediding juga dipengaruhi oleh perubahan angin, penguapan air, dan radiasi malam hari.

Waktu Terjadinya Bediding

Fenomena bediding biasanya berlangsung selama beberapa bulan. Setelah itu, suhu udara akan kembali normal dan musim kemarau pun dimulai.

Mengutip buku 'Miskonsepsi dalam Pelajaran IPA di Sekolah Dasar: Tinjauan Kritis dari Sudut Ilmu Pengetahuan' oleh Karma Iswata Eka, bediding terjadi di sekitar bulan Juli hingga Agustus.

Sebab, pada bulan-bulan tersebut, posisi matahari berada pada posisi terjauh di sebelah utara garis khatulistiwa. Hal ini menyebabkan belahan bumi sebelah utara menjadi panas dan belahan bumi selatan menjadi dingin.

Letak pulau Jawa, Bali, dan Kepulauan Nusa Tenggara yang berada di sebelah selatan garis khatulistiwa menyebabkan wilayah tersebut menjadi lebih dingin dari biasanya.

Tips Menghadapi Bediding

Meskipun bediding merupakan fenomena alam yang normal, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga kesehatan selama periode ini, seperti:

1. Memakai pakaian yang hangat

Gunakan pakaian yang lebih tebal atau berlapis-lapis untuk menjaga tubuh tetap hangat, terutama di malam hari.

2. Minum air putih yang cukup

Dehidrasi lebih mudah terjadi saat cuaca panas, sehingga penting untuk minum air putih yang cukup untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi.

3. Mengonsumsi makanan yang bergizi

Konsumsi makanan yang bergizi seimbang untuk menjaga daya tahan tubuh.

4. Istirahat yang cukup

Istirahat yang cukup penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan meningkatkan daya tahan tubuh.

Demikian penjelasan mengenai fenomena bediding. Semoga bermanfaat, Dab!

(cln/apu)

< Back to 68k.news ID front page