< Back to 68k.news ID front page

Sentilan Bahlil: Pikiran Mega dan Jokowi Tak Bisa Disamakan dengan Hasto

Original source (on modern site) | Article images: [1]

Jakarta -

Sentilan dari Menteri Investasi Bahlil Lahadalia tertuju kepada Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menepis isu rencana pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Bahlil mengatakan pikiran Jokowi dan Megawati tidak bisa disamakan dengan pikiran Hasto.

Silang pendapat itu bermula dari pernyataan Hasto yang mengungkap hubungan antara Megawati dan Jokowi setelah kontestasi Pemilu 2024. Hasto menyinggung soal prinsip.

"Ya ketika konstitusi sudah dikhianati, ketika demokrasi sudah dikebiri, ketika supremasi hukum sudah dilanggar, lalu spirit antinepotisme, kolusi, dan korupsi kemudian bersemai dengan dukungan kekuasaan, apakah ini kita biarkan? Lalu sebagai bangsa pejuang, kita kan punya suatu prinsip," kata Hasto di Gedung MK, Jakarta Pusat, Selasa (16/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasto kemudian menegaskan tidak ada pertemuan antara Megawati dan Jokowi usai Lebaran. Hasto mengatakan video viral yang dinarasikan pertemuan Megawati dengan Jokowi saat Lebaran itu tidak benar.

"Jadi saya mau klarifikasi juga bahwa video yang beredar tentang pertemuan antara Ibu Mega dan Pak Jokowi pada saat Lebaran itu sama sekali tidak benar, tidak ada pertemuan," ungkapnya.

Hasto menyebut pertemuan hanya terjadi dengan pihak yang memperjuangkan kepentingan bangsa.

"Kami menjadi benteng demokrasi. sehingga pertemuan hanya dilakukan terhadap orang-orang yang memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara, kedaulatan rakyat. Itu yang memperjuangkan demokrasi," imbuhnya.

Pernyataan Hasto itu kemudian ditanggapi oleh Wakil Presiden terpilih di Pilpres 2024, Gibran Rakabuming Raka. Gibran mengaku heran dengan pernyataan Hasto tersebut.

Dilansir detikJateng, Rabu (17/4), Gibran mengatakan silaturahmi seharusnya tidak dilarang. Gibran mengatakan upaya menjaga silaturahmi harusnya didukung terlebih di momen Lebaran.

"Ya silaturahmi kok dilarang. Silaturahmi untuk tujuan yang baik harusnya diperbolehkan apalagi dalam suasana Lebaran," kata Gibran.

Gibran tidak memerinci saat ditanya apakah Jokowi telah melakukan komunikasi untuk bertemu dengan Megawati. Dia meminta masyarakat untuk menunggu perkembangan yang akan disampaikan.

"Ya nanti tunggu saja update-nya," ungkapnya.

Putra sulung Presiden Jokowi ini yakin masyarakat hingga kader PDIP akan menyambut terbuka jika pertemuan Jokowi dan Megawati ini benar terwujud.

"Ya pasti warga, kader PDIP pasti sangat senang sekali kalau Bu Megawati memberikan izin untuk bertemu," tuturnya.

Sementara itu, Ketua Umum relawan Jokowi Mania (Joman) Immanuel Ebenezer atau Noel menyayangkan pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menyampaikan tidak ada pertemuan Lebaran antara Jokowi dan Megawati.

"Jika ini benar saya yakin rakyat akan bisa menilai kenegarawanan ketokohan mereka yang benar-benar sudah tidak ada lagi dan ini menjadi contoh buruk kita sebagai kader bangsa, selama ini kita ketahui bahwa bangsa ini lagi krisis kenegarawanan seharusnya PDIP bisa memberi contoh baik dan bisa juga mempelopori ini semua," kata Noel saat dihubungi, Selasa (16/4).

Noel menilai Hasto sebagai penghalang silaturahmi antara Megawati dan Jokowi. Dia yakin Megawati merupakan tokoh politik yang matang.

"Dan saya yakin Hasto sebagai penghalang buat jembatan silahturahmi antartokoh bangsa. Karena kita yakin soal ketokohan Bu Mega yang sudah cukup sangat matang dalam berpolitik," ujarnya.

Padahal, menurutnya, Jokowi sangat menghormati Megawati yang juga Presiden ke-5 RI.

"Karena Pak Jokowi sangat menghormati Bu Mega sekali, Bu Mega adalah mentor politiknya Pak Jokowi," lanjutnya.

Simak pernyataan Bahlil di halaman berikutnya:

Simak Video: Bahlil: Pemikiran Bu Mega dan Presiden Nggak Bisa Disamakan dengan Hasto

[Gambas:Video 20detik]

< Back to 68k.news ID front page