< Back to 68k.news ID front page

Pakar: Waspadai imunodefisiensi pada anak bila ditemui gejala SPUR

Original source (on modern site) | Article images: [1]

Karena semakin dini kita mendapatkan diagnosisnya, maka semakin cepat kita bisa menanganinya

Jakarta (ANTARA) - Pakar Ilmu Kesehatan Anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr Dina Muktiarti mengimbau masyarakat untuk mewaspadai imunodefisiensi pada tubuh anak bila ditemui gejala berupa Severe, Persistent, Unusual, dan Recurrent (SPUR).

 

"Severe itu infeksinya, jadi anaknya mungkin tadinya baik-baik, begitu kena sakit, sakitnya langsung berat. Harus masuk rumah sakit, harus dirawat, harus masuk ICU," katanya dalam diskusi tentang imunodefisiensi anak yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.

Selanjutnya poin persistent, kata dia, aksudnya adalah sakit yang tidak kunjung sembuh, meski telah diobati dengan obat yang benar sesuai anjuran dokter.

"R-nya recurrent atau berulang-ulang. Misalnya otitis media atau radang di telinga, keluar cairan, sudah diobati berulang, tapi masih ada. Atau radang paru berulang-ulang, bisa tiga-empat kali setahun masuk rumah sakit," lanjutnya.

Dina menekankan gejala tersebut harus diwaspadai para orang tua.

Menurutnya, imunodefisiensi merupakan gangguan sistem imun tubuh yang bisa terjadi kepada siapapun, karena imunodefisiensi dapat diturunkan secara genetik saat dilahirkan (primer), maupun dipengaruhi oleh infeksi selama proses bertumbuh kembang (sekunder).

Ia mengimbau kepada para orang tua untuk segera memeriksakan terkait kondisi anaknya ke dokter jika menemukan hal tersebut.

Dina juga mengimbau kepada para orang tua untuk melengkapi dosis imunisasi rutin lengkap pada anak, karena imunisasi dapat mencegah anak dari infeksi yang dapat menyebabkan imunodefisiensi sekunder.

Terkait imunisasi, Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah berkomitmen dalam intensifikasi program imunisasi rutin lengkap serta skrining kesehatan dasar guna mencegah masyarakat jatuh sakit, atau menjaga agar masyarakat tetap sehat melalui program promotif dan preventif.

Hal tersebut dibahas dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2024 dengan penyusunan Rencana Induk Bidang Kesehatan (RIBK) sebagai haluan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam merencanakan, menganggarkan, dan mengimplementasikan, program kesehatan di daerah.

Pewarta: Sean Filo Muhamad

Editor: Risbiani Fardaniah

Copyright © ANTARA 2024

< Back to 68k.news ID front page