< Back to 68k.news ID front page

Minimnya Jalur Evakuasi Berujung Maut di Mampang Prapatan

Original source (on modern site) | Article images: [1] [2] [3] [4] [5] [6]

Dalam dua bulan terakhir, tercatat setidaknya ada dua kejadian kebakaran yang merenggut korban jiwa di tempat usaha.

KOMPAS/FAKHRI FADLURROHMAN

Petugas pemadam kebakaran melakukan pendinginan di toko bingkai yang terbakar di Jalan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jumat (19/4/2024). Kebakaran yang melanda toko bingkai di jalan tersebut menewaskan 7 orang dan 5 orang lainnya luka-luka. Ketujuh korban tewas tersebut diduga terjebak di dalam toko. Kebakaran terjadi pada Kamis (18/4/2024) pukul 19.30 WIB.

Dalam dua bulan terakhir, setidaknya sudah ada dua peristiwa kebakaran yang menghanguskan tempat usaha di Jakarta. Kebakaran itu menelan korban jiwa yang tidak lain adalah anggota keluarga dari pemilik usaha. Mereka tidak bisa meloloskan diri dari kebakaran karena tidak adanya jalur evakuasi yang memadai. Situasi ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak agar tidak berulang.

Dalam dua peristiwa kebakaran itu, nyawa anggota keluarga pemilik usaha tak bisa diselamatkan. Pada kebakaran di Mampang Prapatan, empat anggota keluarga, yakni Thang Tajima (75), Heni (39), Austin (8), dan Riichi (2), tewas terjebak dalam amukan "si jago merah".

Jasad keempatnya ditemukan di lantai dua bersama dengan jasad ketiga asisten rumah tangga (ART) yang mendampingi mereka, yakni Tiara (25), Shella (20), dan Jesica (18). Ketujuh korban tewas mengalami luka bakar 90 persen sampai 100 persen.

Di toko pigura ini, kebakaran cepat membesar karena di dalam bangunan tersimpan benda-benda yang mudah terbakar, seperti kayu yang menjadi bahan dasar pembuatan bingkai, beserta tiner dan cat.

Peristiwa kebakaran di Toko Saudara Frame & Gallery di Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis (18/4/2024), mengingatkan peristiwa kebakaran yang hampir serupa di sebuah tempat usaha konfeksi yang terletak di Perkampungan Industri Kecil atau PIK Kelurahan Penggilingan, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Minggu (4/2/2024).

Baca juga: Di Mampang Prapatan, Tiara Tewas Terbakar Sehari Sebelum Kontraknya Berakhir

KOMPAS/FAKHRI FADLURROHMAN

Petugas pemadam kebakaran mengambil kaligrafi sisa kebakaran di Jalan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jumat (19/4/2024).

Setali tiga uang, kebakaran di Cakung pun merenggut empat korban jiwa yang merupakan satu keluarga. Nurdin Syah (60), sang pemilik usaha konfeksi, tewas bersama istrinya, Partiah (49), dan kedua anak mereka, Nofandian Syah (28), serta Adi Diansyah (25). Jenazah keempat korban ditemukan di dalam rumah.

Tiga jenazah dalam peristiwa di Cakung itu ditemukan di lantai dua bangunan, sedangkan satu jenazah di ruang belakang lantai satu. Di tempat usaha ini juga tersimpan bahan yang mudah terbakar, yakni ribuan helai kain yang siap dipasarkan.

Toko pigura di Mampang Prapatan dan tempat usaha konfeksi di Cakung sama-sama tidak memiliki jalur evakuasi yang memadai. Kedua tempat usaha ini hanya mengandalkan satu pintu keluar.

Ali Nasra (48), karyawan di tempat usaha konfeksi yang terbakar di Cakung, menuturkan, ia bisa selamat dari kebakaran dahsyat tersebut karena menjebol asbes. Mereka tidak bisa keluar melalui pintu depan lantaran pagar besi terlalu panas untuk disentuh.

Dalam kepanikan, karyawan konfeksi itu akhirnya menaiki tangga dan beranjak ke atap lalu menjebol asbes. Mereka keluar dari bagian belakang rumah. Sepuluh menit berselang, api merembet ke lantai dua tempat mereka bekerja.

Kedua kejadian ini mengingatkan kita betapa pentingnya jalur evakuasi. Dari sejumlah kasus kebakaran di tempat usaha, jatuhnya korban jiwa karena tidak adanya jalur evakuasi alternatif yang ada di bangunan tersebut.

Salah satu petugas pemadam kebakaran Sektor III Mampang, Wiga Pratama, Jumat (19/4/2024), mengatakan, dalam upaya pemadaman api di ruko atau bangunan rumah toko, permasalahan utama yang selalu muncul adalah kurangnya akses jalan keluar.

KOMPAS/FAKHRI FADLURROHMAN

Seorang warga melintas di depan para petugas pemadam kebakaran yang menyiapkan selang untuk melakukan pendinginan di Jalan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jumat (19/4/2024).

"Asap terus mengepul di sejumlah sisi. Suasana di dalam bangunan pun sangat panas walau api sudah padam," kata Wiga.

Tak heran, dia harus menyiramkan air terus menerus ke jaket antipanas dan juga ke wajahnya. "Panasnya kondisi di dalam bangunan membuat wajah saya seperti terbakar," katanya.

Siapkan jalur evakuasi

Yang tidak kalah penting adalah menyiapkan alat pemadam api ringan di setiap tempat usaha. "Ini sebagai langkah antisipasi agar ada upaya mitigasi ketika kebakaran terjadi," ungkapnya.

Situasi seperti ini kerap terjadi di bangunan seperti ruko. Kondisinya sangat sempit dan tidak memiliki jalur keluar. Petugas pun terpaksa menjebol tembok sebagai "ventilasi" darurat untuk mengeluarkan asap dari dalam bangunan.

Perwira Piket dari Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan, Agus Guritno Gunawan, mengatakan, pada kebakaran toko pigura di Mampang Prapatan, korban diduga kesulitan untuk keluar karena satu-satunya jalan keluar hanyalah pintu depan.

Baca juga: Kebakaran di Mampang Tewaskan 7 Orang, Arus Lalu Lintas Macet

KOMPAS/RHAMA PURNA JATI

Sisa-sisa keganasan dari peristiwa kebakaran yang terjadi di Perkampungan Industri Kecil (PIK) Kelurahan Penggilingan, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Senin (5/2/2024). Akibat peristiwa ini empat orang yang merupakan satu keluarga tewas.

Ujang juga akan mengajak semua pemangku kepentingan untuk melakukan inspeksi ke setiap tempat usaha agar menyiapkan alat pemadam. "Ini sebagai standar keselamatan," katanya.

Ujang pun berharap agar pemilik usaha tidak tinggal di tempat usaha. Tujuannya agar ketika ada kejadian, mereka memiliki tempat untuk mengevakuasi diri. Apalagi, tempat usaha memiliki risiko yang sangat tinggi karena menjadi pusat aktivitas dan tempat penyimpanan barang yang berisiko.

Sebelumnya, Pengurus Bidang V Pengembangan Penyelenggaraan Jasa dan Usaha Sektor Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Manlian RA Simanjuntak, menilai, saat ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum memiliki sistem proteksi kebakaran yang menyeluruh.

"Jakarta harus punya rencana induk sistem proteksi kebakaran supaya ada perencanaan dan strategi penanggulangan kebakaran," kata Manlian.

Rencana induk sistem proteksi kebakaran penting guna memitigasi risiko kebakaran, dari terendah hingga tertinggi, di permukiman Ibu Kota.

Dalam pelaksanaan inspeksi itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan dinas penanggulangan kebakaran dan penyelamatan.

KOMPAS/RHAMA PURNA JATI

Warga megevakuasi barang yang bisa diselamatkan dari kebakaran di Perkampungan Industri Kecil (PIK) Kelurahan Penggilingan, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Senin (5/2/2024). Akibat peristiwa ini, empat orang yang merupakan satu keluarga tewas.

Manlian menyebutkan, rencana induk sistem proteksi kebakaran dapat membuat penataan tata ruang yang lebih baik. Namun, sistem ini tetap perlu strategi pendamping berupa edukasi penggunaan material tahan api. Selain itu, diperlukan juga penyediaan tempat penampungan atau kawasan baru bagi korban kebakaran.

Kepala Polsek Mampang Prapatan Komisaris David Y Kanitero mengatakan, berdasarkan keterangan saksi yang merupakan salah satu karyawan usaha pigura, kebakaran bermula dari adanya tindakan dari seorang karyawan yang menggunakan bensin untuk mengusir rayap di sebuah kayu ring.

Lokasinya tidak jauh dari sebuah kompresor yang sedang diperbaiki. Tiba-tiba muncul percikan api dan terkena cairan bensin. Api membesar dan kebakaran pun tidak terhindarkan.

Sampai saat ini, penyelidikan tentang kepastian penyebab kebakaran terus berlangsung. "Saat ini kasusnya sudah dilimpahkan ke Polres Jakarta Selatan," kata David.

Dua kejadian kebakaran yang hampir serupa di Jakarta pada rentang waktu hanya dua bulan mengingatkan semua warga untuk selalu waspada. Langkah pencegahan harus dilakukan agar kejadian ini tidak terulang.

< Back to 68k.news ID front page