Original source (on modern site) | Article images: [1]
Surabaya - Memperingati Hari Kartini 21 April bisa dirayakan dengan membacakan puisi-puisi yang indah. Berikut ini beberapa contoh puisi Hari Kartini yang dapat dijadikan inspirasi. Puisi-puisi Hari Kartini ini memang singkat, tapi tetap penuh makna. Setiap tahun pada 21 April, masyarakat Indonesia merayakan Hari Kartini untuk menghormati Raden Ajeng (RA) Kartini. Ia adalah pahlawan nasional yang tekun memperjuangkan hak-hak perempuan dan pendidikan pada abad ke-19. Pada 2 Mei 1964, melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 1964, RA Kartini Djojo Adhiningrat diakui sebagai pahlawan kemerdekaan Indonesia. Pada saat yang sama, Presiden Soekarno menetapkan tanggal lahir Kartini 21 April sebagai Hari Kartini yang masih dirayakan hingga sekarang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Momen spesial ini bisa dirayakan dengan berbagai cara, salah satunya membaca puisi-puisi yang mengangkat tema perempuan, kesetaraan, pemberdayaan, dan tentang sosok Kartini. Berikut ini beberapa contoh puisi Hari Kartini yang singkat namun penuh makna yang patut diketahui, dikutip dari berbagai sumber. Itulah pikiranmu Hidup dan matimu demi itu Usaha dan semangatmu tak pernah mati Kau menunjukkannya Terima kasih dengan jasamu Hujan tiada berhenti Tangis membanjir di pipi Perempuan dikekang Lemah tak berdaya Dan semua itu kini sirna Perempuan bebas Tak ada lagi luka Tentangmu sang pahlawan nasional, juga tentangku sang pejuang asa Terlahir di Jepara, kemudian menghembuskan nafas di Rembang Kau sang pelopor kebangkitan perempuan pribumi Sedangkan aku masih merangkak mengejar mimpi untuk dapat mengabdi pada Negeri Kau memperjuangkan wanita Kau bekerja keras Lalu apa yang terjadi saat ini? Mari bernostalgia Tentang sebuah perjalanan Aku perempuan, namun aku tidaklah sehebat dan sekuat perjuanganmu Aku perempuan, namun belum dapat mengabdi kepada Negeri Namun, embusan nyanyian motivasimu menjadi pembakar diri untuk tetap berjuang Habis gelap terbitlah terang Di manapun bumi dipijak di sanalah langit dijunjung Perempuan haruslah tetap bekerja keras, kerja cerdas dan berjuang dengan usaha yang keras Seperti perjuangan ibu kita Kartini yang telah melewati badai dan coba. Apa kau tahu? Jika perempuan itu Buku Tintanya biru teduh. Walau dituntut harus sempurna sungguh, namun... Di dalam buku akan kau temukan cerita tentang cinta yang utuh Hanya ada bait tentang nyanyian syukur Juga sajak-sajak tentang doa ibu Runcingnya sebilah bambu Meninggikan derajat, mengabdi tanpa ragu Tetapi menjadi pemicu Problematika kehidupan, berniat singgah bertahan Berantas kebodohan, pulihkan pemahaman Bahwa wanita bukan budak, tetapi pendobrak asa Kartini... Lembut kasihmu Kau adalah wanita terhebat bagiku Demi wanita Indonesia Saat pena kau tempelkan secarik kertas Kini wahai Kartiniku Wahai Kartiniku kini Wahai Kartiniku kini Sepatah tulisan membawa pesan Berselimut keberanian Wahai Kartini Wahai Kartini Hari itu telah berlalu ibu Aku yakin habis gelap terbitlah terang Bagiku engkaulah Ibu kita Kartini-Kartini pengejar mimpi Kartini-Kartini pengejar mimpi Kartini yang senantiasa mengejar mimpi Kartini-Kartini pengejar mimpi Kartini-Kartini pengejar mimpi Namamu abadi di tangan masa Tak peduli jiwa yang rapuh Qodrat tetaplah kodrat Kau adalah pahlawan bangsa Dulu kau diam diri di rumah Kau tuntun mereka yang buta aksara Berawal dari Dengan literasi kau paparkan tujuan diri Bekali negeri dengan literasi Tanah jawa sang tanah para pujangga Tabir kecantikan menghiasi wajah Wahai Srikandi, Dulu ibu Kartini sama seperti wanita lain Kau buat wanita sejajar derajatnya Perjuangan dirimu Raden Ajeng Kartini Akal budimu menjelajah dunia Untuk perempuan yang terkungkung Jiwa yang diadiluhungkan Tuhan Ibu kita Kartini Ibu Kita Kartini Raden Ajeng Kartini Sosok wanita tangguh nan pemberani Bagaikan dewi bagi para wanita Sosokmu yang pantang menyerah Raden Ajeng Kartini Jasamu yang tak terhitung betapa berharganya Atas dirimu, kami belajar Untaian doa dan terima kasih kukirim padamu Kita, para Kartini muda Itulah kumpulan puisi untuk merayakan Hari Kartini yang singkat tapi penuh makna. Harapannya, melalui puisi-puisi ini, seluruh perempuan di Indonesia memiliki semangat perjuangan yang sama dengan Ibu Kartini, semoga bermanfaat ya! Artikel ini ditulis oleh Albert Benjamin Febrian Purba, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom. Simak Video "Melihat Kemeriahan Kartini Berdansa di Bali"Puisi Hari Kartini
1. Habis Gelap Terbitlah Terang - Anonim
Tanpa batas antara kita dan mereka
Kau menghapus batasan itu
Kau menunjukkannya
Tak ada beda kita dengan mereka
Kau korbankan jiwa dan ragamu
Menunjukkan bahwa kita bisa
Kau semangat membara
Meski cacian sering menerjang,
Kau tetap bersemangat Untuk menghancurkan dinding pembatas
Hingga selamanya
Kini, hasil mu telah terasa
Kau adalah inspirasi setiap perempuan
Kau adalah inspirasi negeri ini
Kau adalah Ibu kita
Yang menuntun kamu
Menjadi orang kuat
Menjadi orang hebat2. Putri Ksatria - Pauline Angelina
Kabut perlahan menyelimuti
Adat dan budaya berpilih kasih
Hak perempuan pun dibatasi
Tak ada satu pun peduli
Sekalipun rintihan bertubi-tubi
Para insan berpura-pura tuli
Perempuan dilarang
Perempuan terbuang
Perempuan terbelakang
Melawan pun tak kuasa
Hanya dapat berpasrah
Menerima siksaan jiwa
Berkat sang putri ksatria
Wahai Kartini yang mulia
Jasamu sungguh tiada tara
Perempuan lepas
Perempuan setara
Perempuan merdeka
Tak ada lagi duka
Semua telah sirna
Berkat sang putri ksatria3. Nostalgia - Aenullael Mukarromah
4. Perempuan itu Buku - Sio Hutasoit
Perempuan itu gudangnya ilmu.
Isinya tak hanya asmara candu, namun arti dari tulus
Pengorbanan tanpa keluh
Perempuan tahun nikmatnya berdiri teguh, tanpa kompromi waktu
Walau hidup tak semanis madu, tangis menderu bahkan sakit berdentum.
Tak tak pernah ia tulis bahwa hidup sepahit empedu.
Sayangnya, buku itu tak bisa kau beli dengan sekuntum bunga warna ungu.
Tapi tawarlah dengan rindu yang sudah kau pupuk.
Tenang saja, tak perlu ragu...
Karena, dari buku itu akan kau temukan bahwa perempuan adalah pangkal restu
Yang tiap hari ia tulis dengan tangguh
Perempuan tak pernah layu
Perempuan itu Buku
Perempuan itu aku.5. Abdimu, Sang Pendobrak Asa - Anggraini Khodihaturrohmah
Bukan menjadi prioritasnya dalam berjuang
Pun segerombol mata peluru
Takkan mengalihkan pandangan saat mengemban
Agar jauh dari lakon penindasan
Opini masyarakat di masa lalu
Bukan sebagai pembuka rute penuh liku
Agar segerombol budak wanita meniru
Gelagat Kartini menebar ilmu
Di atas panggung pantang runtuh
Sabdamu, jenuh tertahan jeruji adab
Kiranya gagal menanggalkan harap
Tetapi tidak untukmu, sosok wanita menawan
Meski tertawan, tetap bergerak namun tiarap
Panutan bagi pemudi millennial
Mengimbuh sejarah, dalam berkas perjuangan wanita belia
Yang menuntut persamaan atas beberapa hal
Bahwa wanita menjadi bibit awal
Lahirnya Kartini muda cerdas masa depan, bekal cita-cita kemajuan bangsa6. Kasih Lembut Ibu Pertiwi - Alif Fia Wiraninda
Siapa yang tak mengenalmu, wahai Kartini
Wanita yang tangguh, wanita yang tak pernah merasa takut
Untuk melawan kejinya dunia ini
Ramah tutur katamu
Membuat dunia ini menangis bersimbah darah atas kepergianmu
Kau adalah ibu dari miliaran wanita di dunia ini
Kau mampu mempertaruhkan nyawamu demi negeri ini
Juga demi Bangsa Indonesia.
Terima kasih Kartini.7. Kartiniku Kini - Mochammad Ridwan
Tersusunlah kata-kata sukam meretas
Membawa perubahan awal sepintas
Hingga kaummu menyambut penuh antusias
Kaummu seakan melupakanmu
Tersibuk dengan lautan ambigu
Terlupa akan sebuah perilaku
Tidaklah mentari lupa menanti pagi
Saatnya dirimu membekali literasi
Saatnya dirimu penuh inovasi
Sudahkan dirimu menyelami diri
Mencari dimana peradaban nanti
Mengikuti aliran tsunami teknologi
Sebarisan kalimat membuyarkan angan
Sebait paragraf merubah peradaban
Majulah Kartiniku kini tuk kemajuan zaman8. Perjuangan - Athatia
Dengan semangat berkobaran
Berjuang demi kesetaraan
Martabat seluruh perempuan
Kau getarkan sanubari
Dengan perjuangan membela wanita pertiwi
Tak sekalipun mengenal kata berhenti Sebelum cahaya menghiasi hari
Jasamu sungguh sangat berarti
Takkan pernah terganti
Selalu teringat dalam memori9. Mengenang Perjuangan di Hari Kartini - Lusy
Tapi perjuanganmu masih berlaku
Sungguh agung perjalananmu
Sebagai wanita aku menangis bahagia akan itu
Perjuanganmu bukan hanya untuk dikenang
Generasi mulai tumbuh hingga tak terbilang
Banyak lahir Raden Aeng Kartini lanjutkan perjuangan hingga jasad menghilang
Kartini-kartini muda bahagia
Meneruskan perjuangan untuk jiwa dan raga
Terima kasih Ibu Kartini
Kami hanya mampu mengucapkan Selamat hari Kartini
Pejuang emansipasi wanita
Ide-ide kini lahir dari nasionalisme kartini muda
Bukan hanya sekadar kata-kata10. Kartini Pengejar Mimpi - Afif Maulana
Menyusuri bukit penuh duri
Memikul mimpi yang terangkai suci
Semangatnya membelah langit dan bumi
Menggoreskan pena di dalam hati
Terbangkan nama ibu pertiwi
Melangkah kaki di atas lautan api
Tak gentar walau musuh menghalangi
Melangkah kaki dalam kesunyian diri
Takkan lupa akan janji suci nan abadi
Senantiasa menari sepanjang khatulistiwa
Senantiasa mengukir seluas samudera
Senantiasa bersimpuh dalam doa
Ciptakan sejarah sepanjang masa
Tiupkan seruling syahdu irama
Sinarkan lentera terangi cakrawala
Berjuang dalam sepenuh nyawa
Engkaulah wajah-wajah ibu pertiwi.11. Puisi RA Kartini - Anonim
Atas jasa dan impian serta asa
Membawa kaum hawa pada kemerdekaan
Itulah engkau wahai sang putri bangsa
Tetap mengayuh tanpa mengaduh
Hingga kehendak menjadi cita
Agar perempuan tetap menjadi manusia
Namun jiwa tak bisa dikekang
Begitulah cinta di balik karya tuhan
Takkan berhenti maju meski terus berperang
Yang percaya pada kekuatan Tuhan
Habis Gelap Terbitlah Terang
Takkan tenggelam sebuah harapan12. Literasi Ubah Negeri - Khanipan
Namun kini menduduki berbagai ranah
Kau perjuangkan emansipasi
Majukan bangsa dengan budaya literasi
Ajari mereka bagaimana membaca
Bukan untuk kesombongan
Namun demi kemajuan peradaban
Ini Bapak Budi
Ini Ibu Budi
Suaramu terdengar lirih
Namun mampu mengubah negeri
Berbakti kepada negeri
Mengharumkan nama pertiwi
Untuk kejayaan kini dan nanti
Untuk bersaing di globalisasi
Semua berkat emansipasi
Yang kau perjuangkan dari dulu hingga kini13. Bagimu Srikandi - RA Kartini
Tak lekang mengais kata
Untuk sang Srikandi Pejuang Wanita
Untuk Sang Kartini Pahlawan Bangsa
Menghela cinta di balik pasrah
Perempuan kau jadikan anugerah
Bukan sebagai alat segala nafsu
Kau berjuang dari balik keayuan
Menuang keanggunan diantara impian
Untuk kebebasan, untuk kesetaraan14. Perjuangan Ibu Kartini - Bunda Nuni
Terkekang, terikat, mempunyai derajat rendah
Seperti dalam jeruji besi dengan keterpurukan itu
Ibu Kartini berupaya mengubah derajat wanita lebih baik
Kau buat wanita bebas menyuarakan pendapat
Berkat ibu Kartini wanita bebas bekerja,
Bebas menginspirasikan pendapat
Memang tak sia-sia
Sekarang wanita sudah sama derajatnya seperti laki-laki
Sekarang wanita dihargai dan dipuji
Terima kasih ibu Kartini
Terima kasih atas perjuangan dirimu
Sekarang wanita merdeka!15. Emansipasi Wanita Indonesia - Anonim
Kau lahir pada masa penjajahan
tumbuh menjadi sosok perempuan yang elok
berparas nan cantik dan berakal budi yang baik
Membawa dunia di tangan hawa
Agar sejajar diantara kaum Adam
Kau perjuangkan martabat kaum hawa
Terkekang oleh jiwa jiwa yang terpenjara
Kau bebaskan mereka dengan pengetahuanmu
Kau bela selalu kaum hawa16. Putri Bangsa - Anonim
Seorang putri yang muncul dari suatu pandangan
Menantang adat demi kemajuan
Engkaulah putri bangsa
Ibu yang menumbuhkan kesetaraan
Ibu yang berjuang tentang kesamaan
Tak mau dilihat lemah
Ibu kita bercita kemandirian
Ibu yang berbudi menata kehidupan
Menjalani masa dengan impian dan cita
Supaya putri bangsa tidak cuma penghias
Tak cuma pemandangan
Namun juga,
Pejuang perubahan bangsa17. Terima Kasih Pahlawanku - Anonim
Nama dengan seribu keharuman
Nama dengan seribu kebanggaan
Nama dengan seribu keindahan
Melawan ganasnya keadilan
Dengan penuh tekad
Ia berjuang
Demi para wanita bangsa
Bagaikan ibu peri yang menunjukkan kekuatannya
Bagaikan pelita di tengah gelapnya malam
Membawa kami, para wanita
Menjadi lebih dihargai
Menjadi lebih istimewa
Beribu rasa terima kasih tidak cukup
Untuk kusampaikan padamu
Bagi kita, para wanita
Karenamu, kita dapat berdiri di posisi sekarang
Posisi yang lebih tinggi sebelumnya
Bahwa para wanita bukan kaum lemah
Bukan kaum yang bisa diinjak-injak semai mereka
Kita, para wanita
Adalah kaum yang berani
Pahlawanku...
Senang sekali bisa mengetahuimu
Bangga sekali dengan perjuanganmu
Akan melanjutkan perjuanganmu
Di masa kita
Terima kasih pahlawanku
[Gambas:Video 20detik]
(irb/irb)