< Back to 68k.news ID front page

15+ Contoh Puisi Hari Kartini Singkat Tapi Penuh Makna

Original source (on modern site) | Article images: [1]

Surabaya -

Memperingati Hari Kartini 21 April bisa dirayakan dengan membacakan puisi-puisi yang indah. Berikut ini beberapa contoh puisi Hari Kartini yang dapat dijadikan inspirasi. Puisi-puisi Hari Kartini ini memang singkat, tapi tetap penuh makna.

Setiap tahun pada 21 April, masyarakat Indonesia merayakan Hari Kartini untuk menghormati Raden Ajeng (RA) Kartini. Ia adalah pahlawan nasional yang tekun memperjuangkan hak-hak perempuan dan pendidikan pada abad ke-19.

Pada 2 Mei 1964, melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 1964, RA Kartini Djojo Adhiningrat diakui sebagai pahlawan kemerdekaan Indonesia. Pada saat yang sama, Presiden Soekarno menetapkan tanggal lahir Kartini 21 April sebagai Hari Kartini yang masih dirayakan hingga sekarang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Puisi Hari Kartini

Momen spesial ini bisa dirayakan dengan berbagai cara, salah satunya membaca puisi-puisi yang mengangkat tema perempuan, kesetaraan, pemberdayaan, dan tentang sosok Kartini. Berikut ini beberapa contoh puisi Hari Kartini yang singkat namun penuh makna yang patut diketahui, dikutip dari berbagai sumber.

1. Habis Gelap Terbitlah Terang - Anonim

Itulah pikiranmu

Tanpa batas antara kita dan mereka

Kau menghapus batasan itu

Kau menunjukkannya

Tak ada beda kita dengan mereka

Hidup dan matimu demi itu

Kau korbankan jiwa dan ragamu

Menunjukkan bahwa kita bisa

Kau semangat membara

Usaha dan semangatmu tak pernah mati

Meski cacian sering menerjang,

Kau tetap bersemangat Untuk menghancurkan dinding pembatas

Hingga selamanya

Kini, hasil mu telah terasa

Kau menunjukkannya

Kau adalah inspirasi setiap perempuan

Kau adalah inspirasi negeri ini

Kau adalah Ibu kita

Terima kasih dengan jasamu

Yang menuntun kamu

Menjadi orang kuat

Menjadi orang hebat

2. Putri Ksatria - Pauline Angelina

Hujan tiada berhenti

Kabut perlahan menyelimuti

Adat dan budaya berpilih kasih

Hak perempuan pun dibatasi

Tangis membanjir di pipi

Tak ada satu pun peduli

Sekalipun rintihan bertubi-tubi

Para insan berpura-pura tuli

Perempuan dikekang

Perempuan dilarang

Perempuan terbuang

Perempuan terbelakang

Lemah tak berdaya

Melawan pun tak kuasa

Hanya dapat berpasrah

Menerima siksaan jiwa

Dan semua itu kini sirna

Berkat sang putri ksatria

Wahai Kartini yang mulia

Jasamu sungguh tiada tara

Perempuan bebas

Perempuan lepas

Perempuan setara

Perempuan merdeka

Tak ada lagi luka

Tak ada lagi duka

Semua telah sirna

Berkat sang putri ksatria

3. Nostalgia - Aenullael Mukarromah

Tentangmu sang pahlawan nasional, juga tentangku sang pejuang asa

Terlahir di Jepara, kemudian menghembuskan nafas di Rembang Kau sang pelopor kebangkitan perempuan pribumi

Sedangkan aku masih merangkak mengejar mimpi untuk dapat mengabdi pada Negeri

Kau memperjuangkan wanita

Kau bekerja keras

Lalu apa yang terjadi saat ini?

Mari bernostalgia

Tentang sebuah perjalanan

Aku perempuan, namun aku tidaklah sehebat dan sekuat perjuanganmu

Aku perempuan, namun belum dapat mengabdi kepada Negeri Namun, embusan nyanyian motivasimu menjadi pembakar diri untuk tetap berjuang

Habis gelap terbitlah terang

Di manapun bumi dipijak di sanalah langit dijunjung

Perempuan haruslah tetap bekerja keras, kerja cerdas dan berjuang dengan usaha yang keras

Seperti perjuangan ibu kita Kartini yang telah melewati badai dan coba.

4. Perempuan itu Buku - Sio Hutasoit

Apa kau tahu? Jika perempuan itu Buku

Tintanya biru teduh.

Perempuan itu gudangnya ilmu.

Isinya tak hanya asmara candu, namun arti dari tulus

Pengorbanan tanpa keluh

Walau dituntut harus sempurna sungguh, namun...

Perempuan tahun nikmatnya berdiri teguh, tanpa kompromi waktu

Di dalam buku akan kau temukan cerita tentang cinta yang utuh

Walau hidup tak semanis madu, tangis menderu bahkan sakit berdentum.

Tak tak pernah ia tulis bahwa hidup sepahit empedu.

Hanya ada bait tentang nyanyian syukur

Sayangnya, buku itu tak bisa kau beli dengan sekuntum bunga warna ungu.

Tapi tawarlah dengan rindu yang sudah kau pupuk.

Tenang saja, tak perlu ragu...

Karena, dari buku itu akan kau temukan bahwa perempuan adalah pangkal restu

Juga sajak-sajak tentang doa ibu

Yang tiap hari ia tulis dengan tangguh

Perempuan tak pernah layu

Perempuan itu Buku

Perempuan itu aku.

5. Abdimu, Sang Pendobrak Asa - Anggraini Khodihaturrohmah

Runcingnya sebilah bambu

Bukan menjadi prioritasnya dalam berjuang

Pun segerombol mata peluru

Takkan mengalihkan pandangan saat mengemban

Meninggikan derajat, mengabdi tanpa ragu

Agar jauh dari lakon penindasan

Opini masyarakat di masa lalu

Bukan sebagai pembuka rute penuh liku

Tetapi menjadi pemicu

Agar segerombol budak wanita meniru

Gelagat Kartini menebar ilmu

Di atas panggung pantang runtuh

Sabdamu, jenuh tertahan jeruji adab

Problematika kehidupan, berniat singgah bertahan

Kiranya gagal menanggalkan harap

Tetapi tidak untukmu, sosok wanita menawan

Meski tertawan, tetap bergerak namun tiarap

Berantas kebodohan, pulihkan pemahaman

Panutan bagi pemudi millennial

Mengimbuh sejarah, dalam berkas perjuangan wanita belia

Yang menuntut persamaan atas beberapa hal

Bahwa wanita bukan budak, tetapi pendobrak asa

Bahwa wanita menjadi bibit awal

Lahirnya Kartini muda cerdas masa depan, bekal cita-cita kemajuan bangsa

6. Kasih Lembut Ibu Pertiwi - Alif Fia Wiraninda

Kartini...

Siapa yang tak mengenalmu, wahai Kartini

Wanita yang tangguh, wanita yang tak pernah merasa takut

Untuk melawan kejinya dunia ini

Lembut kasihmu

Ramah tutur katamu

Membuat dunia ini menangis bersimbah darah atas kepergianmu

Kau adalah wanita terhebat bagiku

Kau adalah ibu dari miliaran wanita di dunia ini

Kau mampu mempertaruhkan nyawamu demi negeri ini

Demi wanita Indonesia

Juga demi Bangsa Indonesia.

Terima kasih Kartini.

7. Kartiniku Kini - Mochammad Ridwan

Saat pena kau tempelkan secarik kertas

Tersusunlah kata-kata sukam meretas

Membawa perubahan awal sepintas

Hingga kaummu menyambut penuh antusias

Kini wahai Kartiniku

Kaummu seakan melupakanmu

Tersibuk dengan lautan ambigu

Terlupa akan sebuah perilaku

Wahai Kartiniku kini

Tidaklah mentari lupa menanti pagi

Saatnya dirimu membekali literasi

Saatnya dirimu penuh inovasi

Wahai Kartiniku kini

Sudahkan dirimu menyelami diri

Mencari dimana peradaban nanti

Mengikuti aliran tsunami teknologi

Sepatah tulisan membawa pesan

Sebarisan kalimat membuyarkan angan

Sebait paragraf merubah peradaban

Majulah Kartiniku kini tuk kemajuan zaman

8. Perjuangan - Athatia

Berselimut keberanian

Dengan semangat berkobaran

Berjuang demi kesetaraan

Martabat seluruh perempuan

Wahai Kartini

Kau getarkan sanubari

Dengan perjuangan membela wanita pertiwi

Tak sekalipun mengenal kata berhenti Sebelum cahaya menghiasi hari

Wahai Kartini

Jasamu sungguh sangat berarti

Takkan pernah terganti

Selalu teringat dalam memori

9. Mengenang Perjuangan di Hari Kartini - Lusy

Hari itu telah berlalu ibu

Tapi perjuanganmu masih berlaku

Sungguh agung perjalananmu

Sebagai wanita aku menangis bahagia akan itu

Perjuanganmu bukan hanya untuk dikenang

Generasi mulai tumbuh hingga tak terbilang

Banyak lahir Raden Aeng Kartini lanjutkan perjuangan hingga jasad menghilang

Aku yakin habis gelap terbitlah terang

Kartini-kartini muda bahagia

Meneruskan perjuangan untuk jiwa dan raga

Terima kasih Ibu Kartini

Kami hanya mampu mengucapkan Selamat hari Kartini

Bagiku engkaulah Ibu kita

Pejuang emansipasi wanita

Ide-ide kini lahir dari nasionalisme kartini muda

Bukan hanya sekadar kata-kata

10. Kartini Pengejar Mimpi - Afif Maulana

Kartini-Kartini pengejar mimpi

Menyusuri bukit penuh duri

Memikul mimpi yang terangkai suci

Semangatnya membelah langit dan bumi

Menggoreskan pena di dalam hati

Kartini-Kartini pengejar mimpi

Terbangkan nama ibu pertiwi

Melangkah kaki di atas lautan api

Tak gentar walau musuh menghalangi

Melangkah kaki dalam kesunyian diri

Kartini yang senantiasa mengejar mimpi

Takkan lupa akan janji suci nan abadi

Senantiasa menari sepanjang khatulistiwa

Senantiasa mengukir seluas samudera

Senantiasa bersimpuh dalam doa

Kartini-Kartini pengejar mimpi

Ciptakan sejarah sepanjang masa

Tiupkan seruling syahdu irama

Sinarkan lentera terangi cakrawala

Berjuang dalam sepenuh nyawa

Kartini-Kartini pengejar mimpi

Engkaulah wajah-wajah ibu pertiwi.

11. Puisi RA Kartini - Anonim

Namamu abadi di tangan masa

Atas jasa dan impian serta asa

Membawa kaum hawa pada kemerdekaan

Itulah engkau wahai sang putri bangsa

Tak peduli jiwa yang rapuh

Tetap mengayuh tanpa mengaduh

Hingga kehendak menjadi cita

Agar perempuan tetap menjadi manusia

Qodrat tetaplah kodrat

Namun jiwa tak bisa dikekang

Begitulah cinta di balik karya tuhan

Takkan berhenti maju meski terus berperang

Kau adalah pahlawan bangsa

Yang percaya pada kekuatan Tuhan

Habis Gelap Terbitlah Terang

Takkan tenggelam sebuah harapan

12. Literasi Ubah Negeri - Khanipan

Dulu kau diam diri di rumah

Namun kini menduduki berbagai ranah

Kau perjuangkan emansipasi

Majukan bangsa dengan budaya literasi

Kau tuntun mereka yang buta aksara

Ajari mereka bagaimana membaca

Bukan untuk kesombongan

Namun demi kemajuan peradaban

Berawal dari

Ini Bapak Budi

Ini Ibu Budi

Suaramu terdengar lirih

Namun mampu mengubah negeri

Dengan literasi kau paparkan tujuan diri

Berbakti kepada negeri

Mengharumkan nama pertiwi

Untuk kejayaan kini dan nanti

Bekali negeri dengan literasi

Untuk bersaing di globalisasi

Semua berkat emansipasi

Yang kau perjuangkan dari dulu hingga kini

13. Bagimu Srikandi - RA Kartini

Tanah jawa sang tanah para pujangga

Tak lekang mengais kata

Untuk sang Srikandi Pejuang Wanita

Untuk Sang Kartini Pahlawan Bangsa

Tabir kecantikan menghiasi wajah

Menghela cinta di balik pasrah

Perempuan kau jadikan anugerah

Bukan sebagai alat segala nafsu

Wahai Srikandi,

Kau berjuang dari balik keayuan

Menuang keanggunan diantara impian

Untuk kebebasan, untuk kesetaraan

14. Perjuangan Ibu Kartini - Bunda Nuni

Dulu ibu Kartini sama seperti wanita lain

Terkekang, terikat, mempunyai derajat rendah

Seperti dalam jeruji besi dengan keterpurukan itu

Ibu Kartini berupaya mengubah derajat wanita lebih baik

Kau buat wanita sejajar derajatnya

Kau buat wanita bebas menyuarakan pendapat

Berkat ibu Kartini wanita bebas bekerja,

Bebas menginspirasikan pendapat

Perjuangan dirimu

Memang tak sia-sia

Sekarang wanita sudah sama derajatnya seperti laki-laki

Sekarang wanita dihargai dan dipuji

Terima kasih ibu Kartini

Terima kasih atas perjuangan dirimu

Sekarang wanita merdeka!

15. Emansipasi Wanita Indonesia - Anonim

Raden Ajeng Kartini

Kau lahir pada masa penjajahan

tumbuh menjadi sosok perempuan yang elok

berparas nan cantik dan berakal budi yang baik

Akal budimu menjelajah dunia

Membawa dunia di tangan hawa

Agar sejajar diantara kaum Adam

Kau perjuangkan martabat kaum hawa

Untuk perempuan yang terkungkung

Terkekang oleh jiwa jiwa yang terpenjara

Kau bebaskan mereka dengan pengetahuanmu

Kau bela selalu kaum hawa

16. Putri Bangsa - Anonim

Jiwa yang diadiluhungkan Tuhan

Seorang putri yang muncul dari suatu pandangan

Menantang adat demi kemajuan

Engkaulah putri bangsa

Ibu kita Kartini

Ibu yang menumbuhkan kesetaraan

Ibu yang berjuang tentang kesamaan

Tak mau dilihat lemah

Ibu kita bercita kemandirian

Ibu Kita Kartini

Ibu yang berbudi menata kehidupan

Menjalani masa dengan impian dan cita

Supaya putri bangsa tidak cuma penghias

Tak cuma pemandangan

Namun juga,

Pejuang perubahan bangsa

17. Terima Kasih Pahlawanku - Anonim

Raden Ajeng Kartini

Nama dengan seribu keharuman

Nama dengan seribu kebanggaan

Nama dengan seribu keindahan

Sosok wanita tangguh nan pemberani

Melawan ganasnya keadilan

Dengan penuh tekad

Ia berjuang

Demi para wanita bangsa

Bagaikan dewi bagi para wanita

Bagaikan ibu peri yang menunjukkan kekuatannya

Bagaikan pelita di tengah gelapnya malam

Sosokmu yang pantang menyerah

Membawa kami, para wanita

Menjadi lebih dihargai

Menjadi lebih istimewa

Raden Ajeng Kartini

Beribu rasa terima kasih tidak cukup

Untuk kusampaikan padamu

Jasamu yang tak terhitung betapa berharganya

Bagi kita, para wanita

Karenamu, kita dapat berdiri di posisi sekarang

Posisi yang lebih tinggi sebelumnya

Atas dirimu, kami belajar

Bahwa para wanita bukan kaum lemah

Bukan kaum yang bisa diinjak-injak semai mereka

Kita, para wanita

Adalah kaum yang berani

Untaian doa dan terima kasih kukirim padamu

Pahlawanku...

Senang sekali bisa mengetahuimu

Bangga sekali dengan perjuanganmu

Kita, para Kartini muda

Akan melanjutkan perjuanganmu

Di masa kita

Terima kasih pahlawanku

Itulah kumpulan puisi untuk merayakan Hari Kartini yang singkat tapi penuh makna. Harapannya, melalui puisi-puisi ini, seluruh perempuan di Indonesia memiliki semangat perjuangan yang sama dengan Ibu Kartini, semoga bermanfaat ya!

Artikel ini ditulis oleh Albert Benjamin Febrian Purba, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

Simak Video "Melihat Kemeriahan Kartini Berdansa di Bali"

[Gambas:Video 20detik]

(irb/irb)

< Back to 68k.news ID front page