< Back to 68k.news ID front page

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Original source (on modern site) | Article images: [1]

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan menyebut sejumlah perubahan gejala demam berdarah dengue (DBD) pada tubuh orang yang pernah terserang COVID-19 karena pengaruh reaksi imunologi.

"Memang ada beberapa laporan yang menunjukkan ada perubahan gejala DBD setelah pandemi COVID-19. Hal ini memang terkait perubahan reaksi imunologi yang terjadi pada tubuh seseorang yang pernah terinfeksi COVID-19," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes, Imran Pambudi, Jumat, 3 Mei 2024.

Menurut Imran, Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Salah satunya dari Kota Bandung, Jawa Barat.

Dinas kesehatan setempat mendeteksi tanda-tanda DBD yang tidak biasa dikenali pada pasien, seperti tidak ada gejala bintik merah dan mimisan yang selama ini menjadi gejala serius pada penderita DBD. Imran menyebut bintik merah dan mimisan usai digigit nyamuk Aedes aegypti sebagai gejala klasik yang tidak selalu muncul pada penderita DBD di era endemi sekarang.

Tak lagi cuma bintik merah

Pada kasus demam berdarah, bintik merah biasanya timbul pada hari ketiga dan berlangsung selama 2-3 hari berikutnya. Bintik akan berkurang pada hari keempat dan kelima lalu hilang pada hari keenam.

Iklan

"Gejala tanda merah di kulit dan mimisan adalah gejala klasik yang timbul saat trombosit kurang dari 100.000 per mikrolter," jelasnya.

Gejala terbaru DBD lain adalah demam yang tak kunjung mereda dari sebelumnya berkisar 4-10 hari setelah gigitan nyamuk. Menurutnya, alat diagnostik DBD di Indonesia saat ini relatif lebih maju dalam mendeteksi secara akurat DBD, salah satunya menggunakan rapid antigen (NS1).

"Sehingga kita tidak menunggu gejala-gejala klasik itu muncul yang kadang malah membuat keterlambatan penanganan. Bila ada demam tinggi disertai nyeri-nyeri badan agar segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan untuk dicek menggunakan NS1," imbaunya.

Pilihan Editor: Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

< Back to 68k.news ID front page